Gubernur Tuding Wartawan Tidak Transparan
Selasa, 3 Oktober 2006
Dalam Pemberitaan Kasus Poso
POSO- Gubernur HB Paliudju menuding wartawan tidak transparan dalam menjalankan tugas jurnalistiknya di wilayah bekas konflik Poso. Katanya, wartawan hanya mengekspos pemberitaan secara sepihak, yang cenderung merugikan pihak lain.
Bukan hanya itu, dia juga menyebut wartawan yang bertugas di Poso hanya suka mengekspos berita-berita kekerasan. "Kalo bom yang meledak, atau rentetan tembakan yang terdengar, langsung tayang dan naik cetak. Tapi soal pembangunan, wartawan enggan memuatnya", ungkap Paliudju.
"Jangan-jangan karena wartawannya tidak diberi proyek,’’ selorohnya, saat berdialog dengan tokoh agama/ masyarakat Poso, Minggu (1/10) di ruang Pogombo Pemda Poso.
Menurut Gubernur, penilainnya itu didasari oleh sejumlah fakta yang dialaminya. Dia mengaku banyak pernyataan, komentar dan imbauannya kepada masyarakat Poso yang telah disampaikannya melalui wartawan, baik saat jumpa pers maupun wawancara biasa, tidak dimuat.
"Komentar saya di rumah korban bom Kawua (Nella Salianggo), dan ucapan saya saat HUT Kota Palu, tidak tayang dan naik cetak. Tapi bom yang belum diketahui persis jenis dan bentuknya, langsung dimuat", ujar Paliudju.
Komentar Gubernur Paliudju terhadap kerja wartawan Poso itu, diungkapkannya saat menanggapi kritikan masyarakat terhadap pemerintah dan aparat keamanan, yang dinilai tidak transparan dalam menyelesaikan masalah Poso. Masyarakat saat itu menyayangkan tidak adanya penjelasan polisi dan pemerintah daerah perihal kinerja mereka dalam menangani kasus hilangnya dua warga Masamba, dan pecahnya kerusuhan Taripa.
Entah kenapa, justru mereka (Kapolda dan Gubernur) mengarahkan jawabannya, seolah-olah insan pers-lah yang bersalah. "Saya tidak berhak memaksa wartawan memuat berita dari apa yang sudah saya sampaikan. Tetapi, ini adalah masukan buat rekan-rekan wartawan", papar Kapolda Kombes Pol Badrodin Haiti.
Menanggapi komentar dua pejabat tersebut, sejumlah wartawan yang bertugas di Poso menyatakan keberatannya. Mereka mengaku selama ini sudah berbuat yang terbaik dalam menyampaikan informasi terhadap khalayak umum.
Bahkan, pernyataan-pernyataan Gubernur dan Kapolda-pun sering diangkat. "Kami beritakan sesuai dengan yang kami lihat. Jikalaupun kami tidak melihatnya, kami selalu mencari informasi kepada polisi", sebut salah satu wartawan elektronik yang tidak mau dikorankan.
"Jika yang diminta masyarakat belum kami beritakan, berarti itu menunjukan belum adanya keterangan dari kepolisian", imbuhnya.(Cr5)
No comments:
Post a Comment