Friday, September 15, 2006

AS Tanya Bom Poso dan Tibo

Kamis, 14 September 2006

Konjen Temui Gubernur

PALU – Pemerintah Amerika Serikat (AS) terus mengikuti perkembangan yang terjadi di Kabupaten Poso. Kemarin tiga utusan pemerintah AS dari Kedutaan Besar AS di Indonesia menemui Gubernur Paliudju, menanyakan bom yang meledak baru-baru ini di Poso dan kondisi terakhir terpidana mati Tibo cs di Lapas Petobo Palu.

Ketiga utusan itu adalah Claire A Pierangelo (Konsulat Jenderal), Dave Wiliams (Wakil Konsulat Jenderal) dan David R Willis (Wakil Sekretaris Seksi Politik) Kedutaan Besar AS di Jakarta.

Gubernur Paliudju yang ditemui seusai pertemuan mengemukakan, ketiganya menanyakan bom di Tangkura Poso yang meledak baru-baru ini apakah bermotif dendam atau ada kaitannya dengan Tibo cs. ‘’Saya kemukakan penyebabnya bisa dua-duanya. Kemungkinan ke arah itu bisa saja ada,’’ ujar Paliudju.

Gubernur Paliudju menjelaskan, kemungkinan pada dua hal itu karena hukum yang tidak jelas. Akibatnya muncul tuntutan pada pemerintah yang meminta bersikap tegas sebagimana keputusan yang sudah diputuskan.

Kepada utusan pemerintahan George Walker Bush itu, Gubernur juga menguraikan aksi-aksi masyarakat dari dua kelompok yang berbeda aspirasi dalam menyikapi eksekusi Tibo cs. Dua kelompok itu kata dia sudah beberapa kali melakukan aksi unjukrasa. ‘’Isunya sama soal Tibo, tapi tuntutannya berbeda,’’ jelas Paliudju.

Lantas apa tanggapan utusan pemerintah AS itu atas penjelasan tersebut? Mereka kata Paliudju tidak memberikan tanggapan atas penjelasan yang disampaikannya tapi hanya mendengarkan dengan seksama.

Selain menanyakan soal bom dan Tibo cs, ketiganya juga menjajaki kemungkinan untuk berinvestasi di Sulteng. Masalah ini bahkan dijadikan prolog pada pertemuan yang berlangsung di ruang kerja Gubernur Paliudju itu.

Setelah mendapat penjelasan soal peluang investasi, barulah mereka bertanya soal bom Poso dan Tibo cs. ‘’Tapi saya yakin kedatangan mereka kesini sebenarnya untuk mengetahui masalah Tibo,’’ ujar Paliudju curiga.

Ditemui seusai pertemuan, Claire A Pierangelo menampik jika pertemuannya dengan Gubernur Paliudju membahas soal Tibo atau masalah Poso. ‘’Secara spesifik Poso tidak disinggung. Kami hanya membahas Sulteng secara umum terutama dari aspek peluang investasi,’’ elak Claire melalui salah satu penerjemahnya.

Demikian pula saat didesak jenis investasi yang paling memungkinkan untuk ditanamkan investor AS di Sulteng, Claire hanya mengatakan, bahwa pembicaraan belum sampai sejauh itu. Karena yang dilakukannya baru sebatas penjajakan.

Sekadar diketahui, sebelumnya LSM Amerika juga telah mengirimkan surat ke Gubernur Paliudju meminta agar eksekusi Tibo cs dibatalkan. Surat tersebut diterima ketika pemerintah mengumumkan akan melakukan eksekusi pada tiga terpidana mati itu tiga hari setelah peringatan HUT ke 61 RI. Paliudju mengaku tidak menggubris surat LSM Amerika itu dengan alasan masalah tersebut sudah masuk wilayah hukum. (yar)

No comments: