Saturday, October 28, 2006

Kapolri Tolak TPF Kerusuhan Poso

Sabtu, 28 Oktober 2006

Mengaku Sudah Kantongi Nama Pelaku
JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Sutanto mengaku telah mengantongi nama-nama pelaku teror di Poso, Sulawesi Tengah. Nama-nama yang diperoleh dari hasil penyelidikan intensif tim Mabes Polri dan Polda Sulteng itu kini sedang diburu.

"Keberadaan mereka tidak bisa saya sampaikan. Tapi yang jelas, sudah bisa kita identifikasi pelaku-pelakunya. Tinggal kita tangkap saja," kata Kapolri usai mengantar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bandara Halim Perdanakusumah kemarin.

Pernyataan Kapolri itu menanggapi perintah Wapres Jusuf Kalla di Makassar agar Polri segera menangkap pelaku terorisme di Poso. "Tanpa perintah Wapres pun, itu sudah menjadi tugas aparat untuk menangkap pelaku kejahatan. Itu sudah kita buktikan dengan banyaknya pelaku teror di Poso yang sudah kita tangkap," kata Sutanto.

Meski telah mengantongi identitas otak dan pelaku teror di Poso, Kapolri enggan menetapkan target waktu bagi anak buahnya di lapangan untuk dapat menangkap seluruh pelaku. Polri juga tidak akan menambah jumlah tim reserse untuk mempercepat perburuan.

"Kita tidak bisa menghitung hari. Menangkap penjahat itu kan tidak seperti membangun rumah yang semakin banyak tukang semakin cepat selesai. Menangkap penjahat kan tidak segampang itu. Penjahat juga manusia yang bisa lari kalau dikejar," paparnya.

Meski sudah bisa mengidentifikasi para pelaku teror di Poso, Kapolri enggan menjelaskan secara detail jumlah maupun profil kelompok yang diduga bertanggung jawab atas serangkaian peledakan bom, pembunuhan, dan penyerangan warga sipil maupun aparat. "Saya sudah tahu, tapi tidak bisa saya sebutkan. Tunggulah tanggal mainnya," ujar Kapolri sambil tersenyum.

Sutanto juga menolak memberikan tanggapan atas informasi yang menyebutkan sejumlah pelaku teror kini telah menghilang dari Poso dan kabur ke Jawa Tengah. "Itu juga tidak bisa saya sebutkan. Kalau saya sebutkan mereka masih di Poso, nanti malah lari," katanya berusaha menghindar.

Meski demikian, Sutanto meyakinkan, pelaku yang tertangkap nanti akan dikenai pasal-pasal dalam UU Antiterorisme.

"Kalau sudah meneror warga, itu kan termasuk kategori terorisme," tandasnya.

Meski beberapa hari lalu masih terjadi penyerangan terhadap patroli Brimob, Sutanto menegaskan bahwa kondisi keamanan di Poso dan Palu sepenuhnya dapat dikendalikan aparatnya di daerah.

"Situasi sudah kondusif. Saya minta masyarakat menjaga situasi seperti ini," katanya.

Berkaitan dengan usul agar pemerintah membentuk tim pencari fakta kerusuhan di Poso, Kapolri menyatakan, pemerintah sudah mengetahui penyebab serangkaian teror. "Tidak perlu tim pencari fakta lagi. Kan masalahnya sudah jelas, tinggal mencari pelakunya saja," tegas Sutanto.

Di tempat terpisah, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Ma'ruf menegaskan, pemerintah belum akan memberlakukan status darurat sipil di Poso. Sebab, seluruh organ pemerintahan daerah di Poso dan Sulawesi Tengah masih berfungsi secara normal.

"Situasi masih dalam kendali. Tidak ada alasan untuk itu (status darurat sipil, Red). Kita hanya instruksikan kepada gubernur untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat," ungkapnya.

Ma'ruf juga membantah kabar bahwa Depdagri akan melakukan pendataan kembali penduduk di Sulawesi Tengah untuk mengetahui pendatang dari luar daerah yang berpotensi menjadi pelaku teror.

"Pendataan penduduk itu kan secara rutin kita lakukan. Tidak ada kaitannya dengan ini (teror). Memang ada perintah mengaktifkan lagi wajib lapor bagi pendatang, tapi wajib lapor tamu itu kan berlaku tak hanya di Poso," terang Ma'ruf. (noe)

No comments: